Rabu, 11 Januari 2017

PERMASALAHAN FILSAFAT, SISTEMATIKA FILSAFAT, ATAU FILSAFAT SISTEMATIS



PERMASALAHAN FILSAFAT, 

SISTEMATIKA FILSAFAT, ATAU FILSAFAT SISTEMATIS

Permasalahan filsafat adalah materi yang dibahas dalam filsafat satu demi satu dan seluruhnya. Dan ini yang disebut dengan problematika filsafat, mengapa? karena dibahas menurut susunan tertentu (sistematika filsafat) dan dibahas dalam filsafat sistematis. Prof.Dr.Sutardjo A.Wiramihardja,Psi. memandang bahwa sistematika yang diajukan Langeveld (1959) merupakan sistematika yang dinilai cukup lengkap tetapi tidak terlalu banyak dan kompleks sehingga mudah dipahami. Menurut Langeveld, secara garis besarnya filsafat terdiri atas tiga hal utama, yaitu :
  1. Masalah tahu, mengetahui, dan pengetahuan;
  2. Metafisika, baik metafisika umum maupun metafisika khusus, dan
  3. Nilai serta penilaian.
  • Masalah Tahu, Mengetahui, dan Pengetahuan
 Sebagian pihak berpendapat, bahwa inti kegiatan mengetahui atau tahu adalah adanya pemikiran mengenai hal tersebut, tanpa berpikir tentang sesuatu, tidak mungkin seseorang mengetahui sesuatu, sedangkan pihak lain berpendapat bahwa mengetahui atau tahu, berintikan pada sesuatu yang pernah dialaminya. Dalam masalah tahu, mengetahui da pengetahuan terdapat pula logika yang mengatur kelurusan berpikir, serta epistemologi yang mengatur hal kebenarannya.
  1. Logika
 Logika adalah bagian filsafat yang memperbincangkan hakikat ketepatan, cara menyusun pikiran yang dapat menggambarkan ketepatan berpengetahuan. Tepat belum tentu benar, sedangkan benar selalu mempunyai dasar yang tepat. Logika tidak mempersoalkan kebenaran sesuatu yang dipikirkan, tetapi membatasi diri pada ketepatan susunan berpikir menyangkut pengetahuan. Jadi, logika memprasyaratkan kebenaran, bukan wacana kebenarannya. Secara etimologis, logika berasal dari bahasa Yunani, logos yang berarti "kata"atau"pikiran". Namun, pengertian dasarnya sering disebut sebagai ilmu barekta-kata atau ilmu berpikir benar, bukan tepat melainkan benar.
 Pada awal kelahiran, logika manusia itu sangat sederhana dan digunakan untuk mengahadapi hal-hal sederhana dengan hasil yang sederhana pula. Logika itu bersifat alami atau disebut logika naturalis yang berdasarkan kodrat atau fitrahnya saja. Sedangkan logika buatan atau hasil pengembangan yang disebut dengan logika artifisial.
 Logika dibagi atas dua hal, yaitu :
  1. Logika Formal, adalah wacana atau argumentasi yang membicarakan hakikat hukum-hukum ketepatan susunan berpikir. HAl yang terpenting dalam logika ini adalah masalah pengaturannya, rumusan atau hukum-hukum bagi ketepatan susunan berpikir, isinya tidak dipermasalahkan juga masalah penggunaannya.
  2. Logika Material, adalah wacana atau argumentasi mengenai hakikat penggunaan ketepatan susunan berpikir terhadap bidang-bidang kegiatan berpikir tertentu. Logika material ini disebut teori metodologi. Teori metodologi adalah wacana mengenai cara-cara menyusun pikiran yang tepat untuk bidang masalah tertentu.
 Jenis logika ada tiga, yaitu :
  1. Logika Induktif, merupakan hasil penelitian atau teori mengenai prinsip-prinsip kesimpulan dari berbagai kenyataan.
  2. Logika Deduktif, merupakan hasil penelitian atau sistem mengenai prinsip-prinsip kesimpulan yang mengarah pada penggunaan suatu prinsip.
  3. Logika Dialektis.
2. Epistemologi

            Epistemologi mempersoalkan kebenaran pengetahuan. Dalam epistemologi, Oleh sebagian orang, epistemologi disebut filsafat ilmu. Secara umum dan mendasar, terdapat perbedaan antara epistemologi dan filsafat ilmu. Secara umum, epistemologi mempersoalkan kebenaran pengetahuan, sedangkan filsafat ilmu, secara khusus mempersoalkan ilmu atau keilmuan pengetahuan. Dalam hal ini, terdapat empat jenis kebenaran yang secara umum dikenal orang, yaitu :
  1. Kebenaran Religius, adalah kebenaran yang memenuhi atau dibagun berdasarkan kaidah-kaidah agama atau keyakinan tertentu disebut juga kebenaran mutlak yang tidak dapat dibantah lagi. Bentuk pemahamannya adalah dogmatis.
  2. Kebenaran Filosofis, ialah kebenaran hasil perenungan dan pemikiran refleksi ahli filsafat yang disebut hakikat, meskipun bersifat subjektif dan relatif, namun mendalam karena penghayatan eksistensial bukan hanya karena pengalaman dan pemikaran intelektual semata. Inti filsafat adalah berpikir, sedangkan dasarnya adalah rasio.
  3. Kebenaran Estetis, ialah kebenaran yang berdasarkan penilaian indah dan buruk, serta cita rasa estetis. Artinya keindahan yang berdasarkan harmoni dalam pengertian luas yang menimbulkan rasa senang, tenang dan nyaman.
  4. Kebenaran Ilmiah, yang ditandai oleh terpenuhinya syarat-syarat ilmiah, terutama menyangkut adanya teori yang menunjang dan sesuai dengan bukti. Kebenaran teoritis adalah kebenaran yang berdasarkan rasio, atau kebenaran rasional, berdasarkan teori-teori yang menunjangnya.
  • Segala Sesuatu yang Ada (Metafisika)
 Ada dua bagian penting dari metafisika, yaitu :
  1. Metafisika Umum atau Ontologi. Ontologi mempersoalkan adanya segala sesuatu yang ada. hal ini berbeda dengan metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat yang ada.
  2. Metafisika Khusus. Metafisika khusus mempersoalkan hakikat segala sesuatu yang ada. Secara umum, terdapat tiga kelompok atau hal yang berbeda menurut Langeveld. Oleh karena itu Langeveld mengemukakan bahwa dalam mempersoalkan hakikat segala sesuatu terdapat tiga bagian, yaitu:
1)      Kosmologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat alam semesta  termasuk segala isinya, kecuali manusia.
2)       Antropologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat manusia.
3)      Teologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat Tuhan. hal-hal yang  dibicarakan didalamnya menyangkut kebaikan, kesucian, kebenaran, keadilan dan sifat-  sifat baik Tuhan lainnya.
  • Aksiologi
 Aksiologi adalah bagian filsafat yang mempersoalkan penilaian, terutama berhubungan dengan masalah atau teori umum formal mengenai nilai. Aksiologi yang kita kenal dalam dua jenis, yaitu etika dan estetika.
  1. Etika adalah bagian filsafat yang mempersoalkan penilaian atau perbuatan manusia dari sudut baik dan jahat. Etika dalam bahasa Yunani, ethos yang artinya kebiasaan, habit atau custom. Maksudnya hampir tidak ada orang yang tidak memiliki kebiasaan baik atau buruk. Istilah yang lebih tepat adalah etika baik dan etika jahat.
  2. Estetika merupakan bagian filsafat yang mempersoalkan penilaian atas sesuatu dari sudut indah dan jelek. Secara umum, estetika disebut sebagai kajian filsafati mengenai apa yang membuat rasa senang. Tokoh paling terkenal dalam bidang ini ialah Alexander Baumgarten (1714-1762) dalam disertasinya pada 1735 yang justru dianggap awal diwacanakannya estetika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar