Kamis, 12 Januari 2017

POSMODERNISME (Krisis dan Masa Depan Pengetahuan)

POSMODERNISME
          (Krisis dan Masa Depan Pengetahuan)
  Pengertian Posmodernisme” adalah meleburnya batas wilayah dan perbedaan antar budaya tinggi dengan budaya rendah. Antara penampilan dan kenyataan, dan segala oposisi biner lainnya yang selama ini dijunjung tinggi oleh teori social dan filsafat konvensional. Dengan demikian,posmodern secara umum adalah dediferensiasi dan munculnya peleburan di segala bidang”(Jean  Baudrillard dalam buku Dr.Munir Fuady,2005).
  posmodernisme merupakan intensifikasi yang dinamis yang merupakan upaya terus menerus untuk mencari kebauran, eksperimentasi dan revolusi kehidupan,yang menetang dan tidak percaya pada segala bentuk narasi besar, berupa penolakannya terhadap filsafat metafisis, filsafat sejarah, dan segala bentuk pemikiran totalitas, seperti Hegelian, Liberalisme, Marxisme, dan bentuk lain-lain . postmodern dalam bidang filsafat dapat diartikan segala bentuk refleksi kritis atas paradigma modern dan atas metafisika pada umumnya”(Jean Francois Lyotard dalam buku Dr.Munir Fuady,2005)
            “ciri-ciri Posmodern”
 
1.      Menginginkan ; penghargaan besar terhadap alam
2.      Menekankan  ; pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia
3.      Mengurangi ; kekaguman terhadap ilmu pengetahuan , kapitalisme , teknologi
4.      Menerima ; tantangan agama lain terhadap agama dominant .
5.      Menerima ; dan peka terhadap agama baru
6.      Menggeser ; dominasi kulit putih didunia barat
7.      Mendorong; kebangkitan golongan tertindas, seperti golongan ras, gender , kelas social yang  tersisihkan.
8.      Menumbuhkan akan pentingnya interdepensi secara radikal dari semua pihak dengan cara yang dapat terpikirkan.
Salah satu hal yang paling  inspiratif bagi posmodernisme adalah memang sikapnya dalam memahami fenomema modern yang bernama “pengetahuan”itu terutama pengetahuan sosial. Ia memperkarakan tentang “apa itu  pengetahuan” secara genealogis dan arkeologis: artinya dengan melacak bagaimana pengetahuan itu telah beroperasi dan mengembangkan diri selama ini kategori-kategori konseptual macam “kegilaan” “seksualitas , “manusia” ,dan sebagainya yang biasanya dianggap “natural” itu sebetulnya adalah situs-situs produksi pengetahuan,yang membawa mekanismne-mekanisme dan aparatus kekuasaan:kekuasaan untuk “mendefinisikan” siapa kita.ilmu-ilmu social dan ilmu kemanusiaan adalah agen-agen kekuasaan itu. Dan kendati kekuasaan itu tidak negative-repressif melainkan juga fositif-produktif (menciptakan kemampuan dan peluang baru), toh secara umum ia memaksa k8ita memahami kemodernanbukan lagi sebagai pembebasan , melainkan sebagai proses kian intensif dan ekstensifnya pengawasan (surveillance), lewat “penormalan “, regulasi dan disiplin.
Hal diatas didukung dengan anggapan bahwa manusia sekarang mengutamakan mencari uang, dan sudah jarang ada orang yang bersedia memikirkan sejumlah persoalan. Dan hal ini merupakan duka cita manusia: sejumlah besar ilmuwan sekarang terlalu hanyut pada prestasi ilmu pengetahuan yan telah dicapai , namun kehilangan keberanian untuk menyelidiki dunia spiritual yang belum diketahui,ada yang  mempertahankan teori yang telah ada tapi menolak menerima kenyataan objektif, ada yang bahkan ikut serta dalam politik, menjadi alat di tangan negarawan.hal ini merupakan dukanya ilmu pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar