Belajar Dari Filosofi Semut
"Belajar dari alam binatang,
membuat kita takjub akan Ciptaan Tuhan."
Ada seorang
profesor dari Inggris melakukan penelitian tentang kebiasaan seekor semut. Hari
pertama, dia meletakkan segenggam nasi yang jaraknya tak terlampau jauh dari
sebuah sarang semut. Setelah menunggu tak lebih dari lima menit secara tidak
diduga datang serombongan semut mendekati nasi tersebut. Dan kemudian mereka
mengangkat sebutir nasi secara satu persatu sampai nasi itu habis. Melihat
peristiwa tersebut Profesor tersebut berdecak kagum dan sambil menuliskan hasil
pengamatannya tadi.
Hari kedua, profesor
tersebut melakukan suatu percobaan yang cukup unik. Dia mencari sebuah sarang
semut yang cukup besar. Setelah ditemukannya sarang semut tersebut, profesor
tersebut langsung menghancurkan sarang semut tersebut. Karena merasa sarangnya
diganggu. Maka semut pun berhamburan keluar dan naik ke atas sepatu dan celana
profesor tersebut. Dan mulai melakukan pembalasan. Mereka menggingitnya dengan
semangat. Tidak hanya satu tapi ratusan semutpun ikut membantu. Mereka tak
peduli pada bahaya yang mengancam. Bisa jadi badan mereka hancur dan remuk oleh
tangan dan sepatu sang profesor.
Lewat
pengamatannya selama dua hari tersebut sang profesor menemukan banyak karakter
positif dari semut. Dan hebatnya karakter semut yang seakan sudah menjadi
filosofi hidup para semut, dapat dijadikan pedoman untuk bekerja. Memang
filosofi itu sangat sederhana, namun jika kita dapat menerapkannya, kita akan
menjadi pekerja handal yang luar biasa.
filosofi semut sebagai berikut:
· Semut selalu
bekerjasama
Coba kita perhatikan cara kerja
semut, mulai dari mengangkat sebutir nasi sampai memakannya. Mereka selalu
bekerja sama. Sebutir nasi yang cukup berat bagi semut, diangkat beramai-ramai
ke tempat mereka. Begitu seterusnya hingga butiran nasi yang mereka angkut
mencukupi kebutuhan makan mereka. Kemudian mereka akan menyantapnya pula
bersama-sama. Kerjasama dan kekompakan para semut bisa Anda jadikan teladan.
Misalnya, saat rekan kerja Anda kesulitan, apa salahnya kita membantu. Toh
hasilnya bukan untuk kepentingan pribadi namun demi kepentingan kelompok atau
bersama.
· Semut saling
peduli
Kebiasaan semut yang saling
bersentuhan (mungkin dalam bangsa manusia, menegur atau bersalaman) jika
bertemu, menandakan bahwa bangsa semut memiliki kepedulian dan keakraban yang
tinggi. Mereka merasa bahwa tidak ada yang berbeda di antara mereka.Dalam dunia
kerja, sentuhan yang berarti 'care' memberi arti tersendiri bagi karyawan.
Bayangkan, apa jadinya jika di lingkungan kerja Anda, sudah tidak saling
peduli? Sangat menyiksa bukan..? So, sikap ini dapat ditumbuhkan untuk
menjaga kekompakan dan menumbuhkan iklim kerja yang kondusif.
·
Semut tidak pernah menyerah.
Bila kita menghalang-halangi dan
berusaha menghentikan langkah para semut, mereka selalu akan mencari jalan
lain. Mereka akan memanjat ke atas, menerobos ke bawah atau mengelilinginya.
Mereka terus mencari jalan keluar. Suatu filosofi yang bagus, bukan? Jangan
sekali-kali menyerah untuk menemukan jalan menuju tujuan kita sendiri.
· Semut menganggap semua musim panas
sebagai musim dingin.
Ini adalah cara pandang yang
penting. Kita tidak boleh menjadi begitu naif dengan menganggap musim panas
akan berlangsung sepanjang waktu. Semut- semut mengumpulkan makanan musim
dingin mereka di pertengahan musim panas. Karena sangat penting bagi kita untuk
bersikap realitis. Di musim panas kita harus memikirkan tentang halilintar.
Kita seharusnya memikirkan badai sewaktu kita menikmati pasir dan sinar
matahari. Berpikirlah ke depan, seperti halnya 'sedia payung sebelum hujan'.
· Semut menganggap semua musim dingin
sebagai musim panas.
Ini juga penting. Selama musim dingin, semut mengingatkan
dirinya sendiri, "Musim dingin takkan berlangsung selamanya. Segera kita
akan melalui masa sulit ini." Maka ketika hari pertama musim semi tiba,
semut-semut keluar dari sarangnya. Dan bila cuaca kembali dingin, mereka masuk
lagi ke dalam liangnya. Lalu, ketika hari pertama musim panas tiba, mereka
segera keluar dari sarangnya. Mereka tak dapat menunggu untuk keluar dari
sarang mereka.
Dengan bahasa lain, filosofi semut
dapat kita teladani di lingkungan kerja kita. Dengan menjaga kerjasama,
kekompokkan, saling peduli, kerja keras,pantang menyerah, dan optimis memandang
masa depan. Bagaimana? Tentu saja karena kita lebih hebat dari bangsa semut,
kita bisa mencapai sukses yang luar biasa, jika kita berusaha!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar