Senin, 09 Januari 2017

Membangun Dunia dengan Filsafat Pendidikan Matematika



Membangun Dunia dengan Filsafat Pendidikan Matematika

            Kehidupan kita tidak lepas dari matematika karena matematika senyatanya ada dalam keseharian manusia. Matematika menjadi salah satu pelajaran terpenting yang harus dikuasai oleh setiap orang yang ingin meraih sukses dalam kehidupannya. banyak sekali manfaat dari aplikasi Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan Ada pepatah mengatakan “Siapa yang menguasai matematika dan bahasa maka ia akan menguasai dunia”. Maka dari itu pembelajaran di sekolah seharusnya dapat disesuaikan sesuai konteks kehidupan sehari-hari, salah satunya dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Sangatlah penting membangun konsep dasar matematika siswa dan memperkokoh architectonic nya bagi para siswa.
            Dunia filsafat merupakan sesuatu yang ada dan mungkin ada. Oleh karena itu apa yang kita pikirkan dan tidak dapat dipikirkan itulah dunia. Apa yang di sekitar kita dan di luar lingkungan kita itulah dunia. Jelaslah bahwa pendidikan matematika adalah dunia itu sendiri, karena matematika kita pikirkan dan juga berada di sekitar kita.
            Dunia dapat berupa komponen sintesis dari tesis dan antitesis yang terkandung di dalamnya. Jikalau ingin membangun dunia, maka bangunlah pikiran kita untuk memikirkan dunia itu. Dunia memiliki karakteristik dari komponen-komponennya masing-masing, sebagai contoh dunia pendidikan, dunia pendidikan matematika, dunia mahasiswa, dunia sekolah, dunia kerja, dan banyak lagi dunia yang dapat kita pikirkan. Dalam membangun dunia tersebut, pikiran kita harus dapat memasuki komponen yang ada pada dunia tersebut. Sehingga untuk membangun dunia dapat dilakukan dengan hukum "Aku" yaitu pikiran dan "Bukan Aku" yaitu di luar pikiran. Membangun dunia cukuplah dengan hukum identitas dan hukum kontradiksi.
            Dalam filsafat setiap manusia adalah filsuf bagi dirinya sendiri. Membangun dunia adalah berdasarkan pengalaman dan rasio atau akal. Untuk itu, membangun dunia yang baik haruslah berasal dari pengalaman dan rasio yang baik pula dengan perwujudannya berupa pemikiran, ucapan, dan perbuatan yang positif. Manusia dengan segala keterbatasan yang dimiliki adalah usaha atau ikhtiarnya, dan dimensi tertinggi sebagai landasan hidup yaitu dimensi spiritual, menggapai hati yang ikhlas berkenaan dengan kuasa Allah swt Yang Maha Besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar