Lahir dan Runtuhnya Waktu
Pemahaman akal sehat kita mengenai waktu telah
mengalami sederetan perubahan seiring masa. Waktu memiliki banyak hal untuk
dilakukan dalam fisika, namun saat fisika maju, tugas ini dipreteli satu demi
satu.
Pada awalnya mungkin tidak jelas, namun hukum gerak
Isaac Newton memerlukan waktu dalam banyak tampilannya. Semua pengamat pada
dasarnya setuju mengenai urutan peristiwa apa yang terjadi. Tidak peduli kapan
atau dimana sebuah peristiwa terjadi, fisika klasik beranggapan kalau anda
dapat secara objektif mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi sebelumnya,
sesudahnya atau serentak dengan peristiwa lainnya di alam semesta. Waktu dengan
demikian memberikan urutan lengkap semua peristiwa di alam semesta.
Simultanitas adalah sebuah fakta mutlak yang bebas pengamat. Lebih jauh, waktu
pastilah sinambung sehingga kita dapat mendefinisikan kecepatan dan percepatan.
Waktu klasik harus pula memiliki istilah durasi –
apa yang ahli fisika sebut sebagai metrik – sehingga kita dapat mengetahui berapa
jarak waktu sebuah peristiwa dengan lainnya. Dengan mengatakan kalau pelari
olimpiade Usain Bolt dapat berlari dengan kecepatan 43 km per jam, kita perlu
memiliki ukuran seberapa panjang satu jam itu. Seperti urutan peristiwa, durasi
bersifat bebas pengamat. Jika Ani dan Budi meninggalkan sekolah jam 3 sore,
pulang lewat jalan berbeda, dan tiba dirumah jam 6 petang, jumlah waktu yang
berlalu bagi Ani dan Budi adalah sama.
Pada dasarnya, Newton mengajukan kalau dunia
memiliki jam utama. Jam ini secara unik dan objektif memahat dunia dalam
saat-saat waktu. Fisika Newton mendengarkan detakan jam ini saja. Newton juga
merasa kalau waktu mengalir dan kalau aliran ini memberi kita panah untuk
menentukan ke arah mana kita di masa depan, walau tampilan ekstra ini tidak
terlalu dituntut oleh hukumnya.
Waktu Newton terdengar tua bagi kita sekarang,
namun sebuah pemikiran sesaat mengungkapkan betapa hebatnya ia. Tampilannya
yang serbaneka – urutan, kesinambungan, durasi, simultanitas, aliran dan panah
– masuk akal dan logis, namun semuanya menempel pada satu jam utama yang
disebut “waktu” oleh Newton.
Rakitan tampilan ini begitu berhasil sehingga
bertahan selama hampir dua abad. Lalu muncul serangan akhir abad ke 19 dan 20.
Pertama adalah karya fisikawan Austria, Ludwig Boltzmann, yang berpendapat
kalau, karena hukum Newton berlaku sama baik maju maupun mundur dalam waktu,
waktu sendiri tidak punya arah. Lalu ia mengajukan kalau perbedaan antara masa
lalu dan masa depan tidaklah intrinsik dalam waktu dari asimetri dalam
bagaimana materi di alam semesta tersusun. Walau ahli fisika masih
memperdebatkan detail proposal ini, Boltzmann dengan meyakinkan mencabut satu
tampilan waktu Newton.
Einstein melakukan serangan selanjutnya dengan
menyingkirkan gagasan simultanitas mutlak. Menurut teori relativitas khususnya,
peristiwa apa yang terjadi pada waktu yang sama tergantung pada seberapa cepat
kamu bergerak. Arena sejati peristiwa bukanlah waktu atau ruang, tapi
kesatuannya: ruang-waktu. Dua pengamat bergerak dengan kecepatan berbeda akan
tidak setuju kapan dan dimana sebuah peristiwa terjadi, namun mereka dapat
setuju pada lokasinya di ruang waktu. Ruang dan waktu adalah konsep sekunder
yang, seperti dikatakan matematikawan Hermann Minkowski, yang dikatakan
profesor di universitas Einstein ini, “runtuh, terhapus oleh bayangan.”
Dan semuanya bertambah buruk tahun 1915 lewat teori
relativitas umum Einstein, yang memperluas relativitas khusus pada situasi
dimana gaya gravitasi bekerja. Gravitasi membengkokkan waktu, sehingga kalimat
pertama disini mungkin berbeda artinya dengan kalimat kedua. Hanya pada kasus
yang langka menjadi mungkin untuk menyelaraskan waktu dan tetap membuatnya
selaras, bahkan walaupun secara prinsip.
Anda tidak dapat secara umum memikirkan dunia ini
tidak berlipat, detik demi detik, menurut satu parameter waktu. Dalam situasi
yang ekstrim, dunia mungkin tidak terpahat menjadi saat saat waktu sama sekali.
Menjadi mustahil untuk mengatakan sebuah peristiwa terjadi sebelum atau sesudah
yang lain.
Relativitas umum memuat banyak fungsi dengan kata
“waktu” tertempel padanya : waktu koordinat, waktu wajar, waktu global. Bersama
mereka melakukan banyak tugas waktu tunggal Einstein, namun secara individual
tidak satupun yang pantas mendapatkan namanya. Baik fisika tidak mendengarkan
jam ini, atau, bila ya, jam tersebut hanya berlaku pada jalan kecil alam
semesta atau pada pengamat tertentu saja. Walaupun ahli fisika masa kini
mengatakan kalau sebuah teori penyatuan akan menghilangkan waktu, argumen yang
bagus dapat diajukan kalau waktu sudah lenyap tahun 1915 dan kalau kita hanya
belum terlalu memahaminya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar