Peran Filsafat Dalam Implementasi Kurikulum 2013
Sejarah
pendidikan menunjukkan bahwa perbaikan pendidikan sudah dilakukan jauh
sebelum abad saat ini. Pebaikan pendidikan tersebut tidak terlepas dari
peran filsafat. Hal ini terlihat bahwa banyaknya sumbangsi pemikiran
para filsuf untuk pendidikan serta perbaikan pendidikan. Filsafat menjadi landasan bagi setiap perkembangan keilmuan sehingga fisafat disebut The Mother of Science.
Setiap ilmu tidak terlepas dari peran filsafat di dalamnya karena melalui filsafatdapat membuka cakrawala atau ide- ide, serta menguak hakikat dari ilmu, hingga mengkaji nilai dan gunanya dari ilmu tersebut.
Setiap ilmu tidak terlepas dari peran filsafat di dalamnya karena melalui filsafatdapat membuka cakrawala atau ide- ide, serta menguak hakikat dari ilmu, hingga mengkaji nilai dan gunanya dari ilmu tersebut.
Disamping itu dalam dunia pendidikan filsafat peran yang sangat penting karena dapat membantu berpikir lebih rasional. Filsafat
pendidikan itu sendiri dapat didefinisikan “ilmu pendidikan yang
bersendikan filsafat atau filsafat yang diterapkan dalam usaha pemikiran
dan pemecahan masalah pendidikan”. Dalam upaya pemecahan masalah
pendidikan perlu diketahui, bahwa terdapat beberapa pendekatan filsafat
pendidikan yaitu filsafat pendidikan dapat didekati dari problem-problem pendidikan yang bersifat filosofi dan memerlukan jawaban yang filosofi pula. Kedua, filsafat pendidikan dapat pula didekati dari ide-ide filosofi yang diterapkan untuk memecahkan masalah (Afid Burhanuddin,2013).
Tujuan filsafat dalam pendidikan salah satunya memberikan
inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal.
Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan
prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan.
Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian
kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan
peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan
rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafatbagi pendidikan yakni
menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah
yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan
pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari
teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan
dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait,
agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta
didik.
Beberapa aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam pengembangan pendidikan, seperti: idealisme, realisme, pragmatisme, humanisme, behaviorisme,dan konstruktivisme. Peran filsafat terhadap pendidikan terlihat dari dari karya-karya atau pemikiran para filsuf tentang pendidikan seperti karya besar Kant diantaranya adalah; Critique of Pure Reason (1781 ), Critique of Practical Reason(1788), dan Critique of Judgement (1790). Karya Immanuel Kant ini mempengaruhi terhadap perkembangan ilmu pendidikan. Filsafat Immanuel Kant yakni kritisisme adalah penggabungan antara aliran filsafat rasionalisme yang dipelopori oleh Rene Descartes dan empirisme yang dipelopori oleh David Hume.
Ilmu pendidikan yang dikemukakan oleh kant yaitu berasal dari
pengalaman dan empiris merupakan muara dari filsafat tentang pendidikan
sebelumnya.
Pemikiran filsuf lainnya yang merupakan sumbangsi terhadap ilmu pendidikan adalah pemikiran Paul Ernest yang mengemukakan lima macam peta pendidikan dunia yaitu: Industrial Trainer, Technological Pragmatist, Old Humanist, Progressive Educator, dan Public Educator. Kelima peta pendidikandunia ini merupakan urutan dari jenis mendidik yang dimulai dari mendidik yang berpusat pada guru (teacher centre) hingga pada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre).
Namun bentuk pendidikan tersebut semata-mata bertujuan untuk mencapai
tujuan pendidikan yaitu merubah peserta didik menjadi lebih baik. Adapun secara umum gambaran dari jenis pendidikan yang dikemukakan oleh Paul Ernest sebagai berikut :
1. Dunia pendidikan kaum industrialis/teknologi.
Dalam
hal ini pendidikan hanya bertumpu pada keuntungan yang terlihat nyata
dan dikerahkan untuk kepentingan industry. Kurikulum yang dikembangkan
di pendidikan dasar hanya mengutamakan baca, tulis, hitung dan
menganggap seni tidak penting.Pendidikan hanya dipandang sebagai body of
knowledge dan hasil pendidikan diukur melalui ujian nasional.Dunia
pendidikan kaum industrialis banyak mereduksi mereduksi banyak kebutuhan
anak didik dan intuisi tidak dikembangkan.
2. Dunia pendidikan kaum Konservatif kerajaan/feodal yang ingin mempertahankan dan mewariskan nilai-nilai lama.
3. Dunia
pendidikan kaum old humanis yang berpusat pada diri manusia dan aspek
spiritual dinihilkan (tidak mengakui keberadaan Tuhan)
4. Dunia pendidikan kaum progresif yang berorientasi kepada siswa, hasil pendidikan diperoleh melalui portofolio.
5. Dunia
pendidikan kaum socio-constructivist berorientasi kepada sosial dan
diri siswa. Pendidikan harus mendorong konstruksi pengetahuan malalui
keterlibatan aktif dan interaksi siswa. Hasil pendidikan diperoleh melalui portofolio.
Peran
filsafat dalam pendidikan yang telah dikemukakan tentu sangat
berpengaruh terhadap kurikulum pendidikan yang diterapkan oleh suatu
bangsa. Pelaku pendidikan juga harus memperhatikan kurikulum pendidikan
dalam menerapkan pendidikan kepada peserta didik. Kurikulum merupakan semua pengalaman yang direncanakan, yang dilakukan oleh sekolah untuk membantupara siswa dalam mencapai hasil belajar berupa kemampuan siswa yang paling baik (Nengly & Evaras). Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional (UU No. 20 Tahun 2003).
Kurikulum
mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum
mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana
pendidikan yang memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup,
dan urutan isi serta proses pendidikan. Perubahan-perubahan kurikulum dilakukan adalah dalam rangka perbaikan pendidikan ke arah yang lebih baik.
Kurikulum
2013 merupakan paradigma baru dalam pengembangan kurikulum yang
memberikan otonomi yang luas kepada setiap satuan pendidikan dan
pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses pembelajaran di
sekolah. Kurikulum
2013 telah melalui pengkajian yang panjang dan dibahas dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan memiilki sejumlah keunggulan
dibandingkan dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum
2013 mememiliki pendekatan yang lebih utuh berbasis pada kreatifitas
siswa, memenuhi tiga komponen utama yang terintegrasi yaitu
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Arah
pengembangan penguatan proses pada kurikulum 2013 tepatnya dalam proses
pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.Menggunakan pendekatan ilmiah (scientific) melalui mengamati, menanya,mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta
2. Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran
3. Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu (discovery learning)
4. Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan, berpikir logis, sistematis dan kreatif.
Dengan demikian sumber belajar diarahkan sebagai berikut:
1. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
2. Guru
bukan satu-satunya sumber belajar, siswa diberi kesempatan untuk aktif
mengeksplorasi pembelajaran menggunakan berbagai media dan alat karena
pembelajaran berpusat pada siswa (student centered active learning)
3. Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
4. Buku teks wajib pegangan guru dan siswa disediakan oleh pemerintah, dengan model buku kurikulum 2013 sebagai berikut :
a. Buku berbasis aktivitas untuk semua jenjang sekolah, terutama SD/MI
b. Tiap pembahasan menggunakan pendekatan kontekstual (idealnya trandisipliner)
c. Mengajak siswa untuk mencari tahu berdasarkan konteks pembahasannya
d. Pendekatan terpadu untuk buku SD/MI dan IPA/IPS SMP/Mts
e. Tiap pembahasan mencakup tiga ranah kompetensi : pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
f. Tiap bab/tema memuat satu atau lebih projek untuk dikerjakan dan disajikan siswa.
g. Sifat pembelajaran kontekstual, sehingga sumber belajar harus kontekstual
h. Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan.
Kriteria-kriteria yang dikemukakan dalam kerangka pengembangan kurikulum 2013 terlihat bahwa dari segi sumber belajara, kurikulum
2013 mengacu pada pola pendidikan progressive educator dan public
educator dalam ideologi pendidikan menurut Paul Ernest. Hal ini ditunjukkan sumber
belajar harus mempertimbangkan dengan menggunakan berbagai variasi
sumber belajar yang kontekstual dan berbasis proyek berdasarkan
masalah-masalah sosial yang berkembang di lingkungan maupun masyarakat.
Dengan sumber yang beragam, dan pembelajaran yang berbasis pada siswa
aktif (student centered active learning) ini mampu mengekslporasi
kemampuan siswa terutama dalam matematika, karena siswa dituntut untuk
aktif membangun sendiri pengetahuannya, menambah keterampilan siswa
dalam matematika, dan menanamkan sikap peduli dan menumbuhkan sikap
bahwa belajar merupakan kebutuhan bagi perkembangannya sendiri, sehingga
siswa memiliki kesadaran untuk terus belajar dan mengembangkan diri serta diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang timbul dalam lingkungan sosialnya.
Selain itu, pendekatan ilmiah (scientific) yang diterapkan pada kurikulum 2013 jika ditinjau dari peta pendidikan Paul Ernest mengacu pada technological pragmatis dimana siswa belajar melalui praktek dan sikap diajarkan tidak hanya diajarkan secara verbal tetapi melalui contoh dan teladan. Dalam implementasi kurikulum 2013 perlu diperhatikan faktor pendukung kurikulum yang ditinjaudari sumber dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. Kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan kurikulum yang diajarkan dengan buku teks yang digunakan.
2. Ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang:
a. Mengintegrasikan keempat standar pembentuk kurikulum
b. Sesuai dengan model interaksi pembelajaran
c. Sesuai dengan model pembelajaran berbasis pengalaman individu dan berbasis deduktif
d. Mendukung efektifitas sistem pendidikan
Proses penilaian pada kurikulum 2013 sebagai berikut:
1. Proses penilaian dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output serta kemampuan menilai diri sendiri.
2. Penilaian menekankan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara proporsional.
3. Penilaian tes dan portofolio saling melengkapi
4. Deskripsi elemen perubahan penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 baik untuk SD,SMP, SMA dan SMK meliputi :
a. Penilaian berbasis kompetensi
b. Pergeseran
penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan
hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)
c. Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL.
d. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian dan penilaian mandiri oleh siswa.
5. Sistem Penilaian Kurikulum 2013 yaitu sebagai berikut :
a. Dilakukan oleh guru
1) Penilaian otentik, dengan waktu pelaksanaan terus-menerus atau berkelanjutan
2) Penilaian projek, waktu pelaksanaan di akhir bab atau tema
3) Ulangan
harian, waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (terintegrasi dengan proses pembelajaran) dan dapat berupa
penugasan.
4) UTS/UAS,
guru dibawah koordinasi satuan pendidikan dengan waktu pelaksanaan
semesteran atau berdasarkan penentuan di kalender pendidikan pada
program pembelajaran.
b. Dilakukan oleh siswa
Penilaian diri, yang dilakukan tiap kali sebelum ulangan harian.
1) Dilakukan oleh sekolah
2) Ujian
Tingkat Kompetensi(selain UN) , dilaksanakan tiap tingkat kompetensi
yang waktunya tidak bersamaan dengan UN dengan kisi-kisi dari
pemerintah.
3) Ujian Sekolah, dilaksanakan pada akhir jenjang sekolah
c. Dilakukan oleh pemerintah
1) Ujian Nasional (UN) , waktu pelaksanaan di akhir jenjang sekolah
2) Ujian
Mutu Tingkat Kompetensi, dilaksanakan tiap akhir tingkat kompetensi
(yang bukan akhir jenjang sekolah), dilakukan dengan metode survei.
Berdasarkan uraian
tentang penilaian yang dilakukan dalam kurikulum 2013, terlihat bahwa
sistem penilaiannya menggunakan eksternal tes sekaligus portofolio
assessment, dan penilaian diri. Hal ini menunjukan bahwa sistem
penilaian kurikulum 2013 mengadopsi pada semua sistem penilaian dari 5paradigma pendidikan yang dikelompokkan oleh Paul Ernest. Hal
ini menunjukkan dalam kerangka kurikulum 2013 terdapat
pandangan-pandangan para filsuf dan secara tidak langsung peran filsafat
sangat bermanfaat dalam pengembangan kurikulum.
Dalam
implementasi kurikulum 2013 yang mempunyai dampak sangat penting dalam
pendidikan di Indonesia tentunya perlu pengkajian dalam memahami
implementasinya. Pengkajian tersebut dapat dilakukan dengan cara
berpikir kritis tentunya dengan filsafat karena peranan filsafat bagi pendidikanyakni
menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah
yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan
pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari
teori pendidik.Melalui hal tesebut masyarakat dapat menerima dari implemenatsi kurikulum 2013.
Sumber:
1. Afid Burhanuddin. 2013. Filsafat Imanual Kant. di akses di:http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/indeks/jurnal-kediklatan/545-kurikulum-pendidikan-yang-berkarakter.html
2. Perkuliahan Filsafat yang disampaikan oleh Prof. Dr. Marsigit dan bacaan postingan di blog: Philosophy, Psychology, Spiritual, Character, Mathematics Education, Lesson Study, Indonesia.
3. Paul Ernest. 1991.The Phylosophy of Matematics Education. Francis: Taylor & Francis Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar