Gapura Banten
Gapura
khas Banten adalah Gapura Kaibon, atau biasa yang kita kenal dengan Keraton
Kaibon. Kearaton Kaibon adalah nama sebuah keraton yang terletak di kampung
Kroya, sebelah selatan sungai Cibanten, sebelum melewati sebuah jembatan jalan
menuju ke kota Banten. Keraton Kaibon (Ka-ibu-an = tempat ibu) adalah
bekas kediaman Sultan Syaifudin, salah seorang sultan yang pernah memerintah di
Kesultanan Banten pada tahun 1809. Sultan ini meninggal pada tahun 1915. Secara
resmi keraton ini masih dipakai sampai dengan masa pemerintahan bupati Banten
pertama yang mendapat restu Belanda, yakni Aria Adi Santika sebagai ganti
pemerintahan kesultanan yang dihapuskan mulai tahun 1816.
Gapura
adalah suatu struktur yang merupakan pintu masuk atau gerbang ke suatu kawasan,
sehingga nama Gapura disini diartikan sebagai suatu Gerbang menuju kawasan masa
depan yang cerah dan sukses.
Banten sebagai pintu gerbang peradaban dunia,
perekonomian dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi. Gapura ini
awalnya dibangun di keraton kaibon yang berada di Banten Lama. Kemudian gapura
ini dijadikan gapura khas Banten, ditandai dengan banyaknya pengguna gapura
kaibon sebagai gerbang utama masuknya bangunan, terutama bangunan pemerintah,
pendidikan dan perkantoran.
Konstruksi Gapura Kaibon cukup sederhana yaitu,
dengan material batu-bata yang ditumpuk, dilapisi dengan pasir beserta semen,
gapura khas banten ini dibangun.
Berdasarkan
kedalaman letaknya, pembangunan gapura ini menggunakan pondasi dangkal dengan
jenis pondasi menerus. Pondasi menerus dipasang dibawah seluruh panjang dinding
gapura dengan lebar dasar sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama.
Gapura kazibon ini sangat mudah diwilayah banten
terutama di kota serang. Hal ini dikarenakan setiap bangunan pemerintahan
kantor atau bangunan lainya diwajibkan untuk membuat gerbang utama dengan
design gapura kaibon. Oleh karena itu, setiap bangunan pemerintahan yang ada di
Kota Serang diwajibkan untuk memiliki gapura kaibon sebagai bentuk pelestarian
dari Gapura Banten.
Bentuk arsitektur bangunan kaibon, lebih menonjolkan
gaya archaic, terutama bila dilihat dari rancang bangun pintu-pintu dan
tembok-tembok keraton. Jika diurut dari depan, keraton ini memiliki empat pintu
gerbang yang berbentuk bentar. Bentuk
pintu gerbangnya keraton ini menunjukan ciri keraton yang bergaya tradisional.
Misalnya pintu gerbang pertama yang merupakan jalan masuk berbentuk Bentar.yang menunjukan halaman tersebut
berbentuk profan. Dan pada halaman kedua, pintu gerbang berbentuk paduraksa,
yang berasosiasi bersifat sakral.
Gapura
kaibon berada dalam Lambang Banten memiliki makna bahwa, Gapura kaibon,
melambangkan Daerah Propinsi Banten sebagai pintu gerbang peradaban dunia,
perekonomian dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Guillot, Claude.2008.Banten.Sejarah dan Peradaban (abad X-XVII).Jakarta:KPG (Kepustakaan
Populer Gramedia).
Djanuiswaty, Egi, dkk.2007.Mozaic of Banten Indonesia.Banten:KP3B(Kawasan Pusat Pemerintahan
Provinsi Banten).
Pemerintah. 2008.Bangunan
Kuno Di Banten.Banten: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten.
Hakim, Luqman.2006.Banten dalam Perjalanan Jurnalistik.Pandeglang:Divisi Publikasi Banten Heritage.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar