Rabu, 11 Januari 2017

PEMIKIRAN FILSAFAT TIMUR




PEMIKIRAN FILSAFAT TIMUR

A. filsafat India
            India adalah suatu wilyah yang dibatasi dengan gunung terjal, bahkan jaman yunani kuno kehidupan di india sulit untuk dimasuki manusia, sehingga seluruh penduduknya konon tenang, damai serta bersahaja.
            Sebab itulah penduduk di india memikirkan hal-hal yang berbau kerohanian,  namun perjalanan filsafat indiaa tak lepas dari kehidupan relegius, oleh sebab itu dalam kaindahanya pemikiranya cenderung pada kehidupan di akhirat.
Filsafat India Terbagi Menjadi Lima Zaman, yaaitu sebagai berikut ;
a.       Zaman Wedha (1500-600 SM)
Zaman ini di isi oleh peradabah bangsa arya, pada saat itu konon baru muncul pemikiran-pemikiran tentang filsafat
b.      Zaman Wiracerita (600-200 SM)
  Pada zaman ini di hiasi pemikiran filsafat yang cenderung, berupa uphanised, artinya berhubungan dengan kepercayaan kepahlawanan dan tentang manusia dan dewa
c.       Zaman Tata Sutra (200 SM-1400 M)
   Zaman ini di isi oleh semakin banyaknya, bahan –bahan pemikiran filsafat (sutra), di warnai dengan lahirnya para tokoh-tokoh sentral seperti, sankara, ramanuja, mdhadewa, dan lainya.
d.      Zaman Kemunduran
    Zaman ini disertai oleh pemikiran filsafat yang mandul, kerana condong hanya copy paste dari pemikran terdahulu atau tokoh terdahulu
e.       Zaman Pembaharuan (1800-1950)
Zaman ini di isi oleh kebangkitan pemikir india, pelopornya adalah Ram Mhom Ray, seorang pembaharu yang mendapatkan pendidikan di dunia barat.
B. Filsafat Tongkok
            Filsafat tiongkok menurut catatan sejarah, berdiri serta berkembang dalam kebudayaan tiongkok, hal ini di karenakan pendidikan di tiongkok selalu berlabuh dari dasar hingga perguruan tinggi.
Bahakan kemunculan ini menjadi catatan para pemikir terdahulu, hal ini disebabkan adanya kitab yang dianggaap suci oleh sebagian masyaraakaat, yaitu ;
1.    Anelca canfuicus
2.    Karangan-karangan mancius
3.    Ilmu tinggi
4.    Ajaran-ajaran jalaan tengah (decrite of the mean)
Menurut rakyat tiongko pemimiran filsafat adalah untuk mementingkan kehidupan rohani, dibawah alam sadar.
§    Latar Belakang
Banyak aspek yang melatar belakang kehidupan di tiongkok, salah satunya adalah aspek geografis, ekonomi, sikap terhadap alam, hingga kehidupan kekerabatan dan yang lainya.
            Latar belakang ini bisa muncul juga karna pengaruh pemikiran yang seolah sudah di jastis, atau terangkum jelas dalam alam bawah sadar, seperti kepercayaan mulya bahwa petani dan penuntut ilmu merupakan orang terhormat, karna ia akan bisa hidup sederhana dengan alam.
            Akal atau sumber pemikiran tiongkok adalah teoisme dan confucianisme, ceonisme diartiakan sebagai pemikiran yang lebih menitik beratkan pada pemikiran naturalistik yang berada dalam diri manusi.
            Sedangkan confuisme adalah suatu pndangan hidup yang menitik beratkan pada organisasi sosial dan menekankaan kehidupan manusia pada terhadap tanggung jawab, misalanya sebuah ungkapan
§  Fajar telah menyingsing
§  Jangan sekali-kali berlebih-lebihan
§  Bila mana matahari telah mencapai puncaknya
§  Mak turunlah ia
§  Dan dimana bulan sudah sempurna
§  Maka mengecillah ia
·         Sentuhan dengan filsafat barat
Orang barat menamakantiongkok sebagai negara timur jauh, sebaliknya orang pribumu tiongkok menganggap kebudayaan lain tak setinggi kebudayaanya, dan pemikiran orang-orang tiongkok.
Adapun semua itu terjadi karna antisipasinya terhadap orang Bar-bar, yang dianggapnya penjajahah, namun selang dari pada itu perjuangan rakyat tiongkaok tak bertahan lama, setelah bangsa itu mengalami kemajuan, diawali dengan rasa kagum terhadap ilmu matematika dan astronomi yang dibawa oleh bangsa portugis, minoritas kristen pada abad ke-14.
·         Aliran-aliran filsafat di Tiongkok.
Di tiongkok dalam perkembangan ilmu filsafat, terdapat dua aliran besar yaitu aliran canfucianisme dan Teoisme.
Adapun penjelasanya secara kongrit adalah sebagai berikut,
1.    Aliran canfucianisme
Aliarn canfucianisme dipelopori oleh, K’fung Fu Tzu (551-479), yang lahir dari keluarga miskin, dengan umur 22 tahun mencoba belajar dan mendirikan sekolah, sedangkan umur 51 tahun menjadi gobernor, biografi selanjutnya pada usia 73 tahun menjadi mentri, demikiaan familiarnya ahirnya ia dianggap masyarakat sebagai guru besar.
            Pemikiran ini cenderung menjadi satu syarat orang besar yaitu memahami spiratual dan sosial, ia mengganggap raja adalah raja, ayah adal;ah ayah, dan hamba adalah hampa, bila tidak sejalan demikian secara otomatis, akan labir kesadaran antara hak dan kewajiban.
            Oelh karna itu ia mengganggap setiap orang harus mendirikan “syan”, yaitu suatu perasaan ketertarikan, terhadap orang-orang yang menurunkanya, aspek inilah yang kronologinya menciptakan buda tiongkok menjadi budaya yang lestari terus menerus.
2. Aliran Taoisme
            Pendiri aliran ini adalah leo Teo, tahun 604 SM, riwayat hidupnya hanya sedikit diketahui, namun ajaranya berpengaruh besar dalam masyarakat tiongkok, semua orang yang tergolong dalam aliran ini harus mengikuti langkah untuk melepaskan diri, dari usahanya, tujuan tertinggi adalah melolosakan diri dari khayalan keinginan dengan pemikiran Gaib.
·         Filsafat Islam
Isalam dengan kebudayaan berjalan sekitar 15 abad, dengan perjalanan demikian panjang tersusun dengan manajubkan perkembangan ilmu filsafat, yang mengalami gejolah menaik dari abad ke-7 sampai ke-12.
Dengan aneka kemajuan itu lebih disebabkan karena, dua faktor pemikiran yaitu :
1. Para pemikir islam mencoba mengaringi ilmu filsafat dengan menjajarkan agama secara sistematis.
2. Para ulama mengunakan metode rasional, dengan menyesuaikan soal ketahuidan yang telah diajarkan.
            Pada intinya islam menyelarasakan antara pemikiran islam dengan tauhid, namun pada perkembanganya ada yang setuju dangan ilmu filsafat dan ada pula yang kurang setuju, landasan mereka kurang menyetujui karana al-quran adalah tutunan, sehingga belajar filsafat terkadang mnyesatkan, gongan ini disebut “Kaum Salafiah” namun ada pula gongan yang mnyetujui dengan mengganggap ilmu filsafat itu suatu kewajaran atau kebutuhan untuk menjelasakn al-quran dalam kandungan ayat mutasyabihat.
            Perbadaan yang mnyebabkan aliaran itu muncul adalah sebagi berikut ;
1.. persoalan zat tuhan yang tidak dapat diraba, dirasa, dan dilihat dzohir manusia
2. perbedaan cara berfikir
3. perbedaan orientasi dan jalan hidup
4. perasaan asyabiyah, keyakinan yang buta atas dasar suatu pendirian
            Dengan adanya dasar demikian, maka terkonseplah sebuah aliran yang berbeda dari ilmu filsafat, diantar aliran yang terkenal adalah aliran
Ø  Muta’zilah
Ø   Kalam as’ari
Ø    Al-kwarijmi
Ø  Murjiah
Ø  Qudariah
Ø  Jabariah
·            Filsafat Indonesia
Pandangan hidup di indonesia tidaklah sama dengan pandangan hidup atau filsafat negara lainya, walaupun asal muasalnya pemikiran filsafat ini tetap pada garis pemikiran filsafat yunani.
Kultur indonesia yang multikultural, menyebabkan kefilsafatan yunani yang indivisualis, tak bisa sepenuhnya di jadikan landasan berfikir di indonesia, filsafat indonesia condong lebuh lunak, dengan kultur geografis, tanpa ada campuran agama, Adapun penjelasan filsafat indonesia dijelasakan dalam kultur sub bab tersendiri
·            Pemikiran filsafat di Indonesia
Maksud pemikiran filsafat indonesia, adalah suatu pemikiran filsafat yang diperuntukan dalam atau sebagai landasan hidup bangsa indonesia, bahkan harmonisasi menjadi ujung tombak pembelajaran sendiri, diantaranya adalah ;
1.    Selaras dengan ahrmonisasi dirinya sendiri
2.    Selaras atau harmonisasi terhadaap pergaulan sesama manusia, dan di lingkungan kehidupanya
3.    Selaras atau haarmonisasi terhadap lingkungan kehidupanya sendiri
Diharapkan dengan adanya tolerensasi kehidupan diatas membawa masyarakat indonesia, yang diwarnai sekaligus mengarah pergaulan hidup bukan perjuangan hidup, sistem tersebut juga dapat dinamakan sistem pengerak adanya persatuan dan kesatuan.
·            Bentuk Filsafat (Pandangan Hidup) Bangsa Indonesia
Gambaran abstark bentuk filsafat dan pandangn hidup bagsaa indonesia, sebagai mana tertuah dalam pancasila yang menjadi rujukan dan konsesus kitab suci bangsa indonesia
Diantaraanya Adalaah Sebagai Berikut ;
Sila ke-I   : Ketuhahan yang maha esa
Sila ke-II  : Kemanusian yang adil dan beradap
Sila ke-III : Persatuan indonesia
Sila ke-IV : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaran perwakilan
Sila ke-V  : Keadilan bagi seluruh Indonesia
 Dengan demikian napak falsafat indonesia yang menjadi pembeda dari negara lainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar